Waspada TUBERKULOSIS !!
Sumber : http://www.analiskesehatanatlm.com
Tuberkulosis
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberkulosis dan bersifat menular. Tuberculosis
(TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan
oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar TBC menyerang paru-paru
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Bakteri ini pertama kali ditemukan
oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882.
Menurut
laporan WHO tahun 2013, Indonesia menempati urutan ke tiga jumlah kasus
tuberkulosis setelah India dan Cina dengan jumlah sebesar 700 ribu kasus. TBC
menyebar lebih cepat di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh
lingkungan yang tidak sehat, semakin meningkatnya gizi buruk di sebagian negara
berkembang.
Sumber penyebaran adalah individu activelyinfected (penderita TBC aktif). Pada waktu batuk atau bersin, penderita ini menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Seseorang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya yaitu melalui sistem peredaran darah,sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya
penularan atau penyebaran dari seorang penderita TBC aktif ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan paru-paru penderita. Makin tinggi derajat
positif hasil pemeriksaan dahak, makin tinggi tingkat penularan penderita
tersebut. Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Sumber
: wikipedia.org
Gejala
utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk
dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan.
Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala
TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau
lebih.
Pencegahan
dan pengendalian faktor risiko TBC dilakukan dengan cara:
- ·
Membudayakan perilaku hidup bersih dan
sehat
- ·
Membudayakan perilaku etika berbatuk
- ·
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan
kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat
- ·
Peningkatan daya tahan tubuh
- ·
Penanganan penyakit penyerta TBC
- ·
Penerapan pencegahan dan pengendalian
infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Sumber
:
Infodatin
(Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI) TUBERKULOSIS. 2015. Pusat
Datin Kemenkes RI
Infodatin
(Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI) TUBERKULOSIS. 2018. Pusat
Datin Kemenkes RI
Komentar
Posting Komentar