STRESS MEENYEBABKAN PENYAKIT TUKAK LAMBUNG
Penyakit tukak lambung dapat diklasifikasikan berdasarkan
lamanya gejala. Tjokronegoro (1999) menyatakan tukak lambung dapat digolongkan
menjadi dua yaitu (1) tukak lambung akut dan (2) tukak ambung kronis. Penyakit
tukak lambung kronis sangat mengganggu kinerja penderitanya karena menimbulkan
rasa pedih dan terbakar di ulu hati, mual, muntah, rasa panas di perut, rasa
kembung dan perasaan cepat kenyang (Sutrisno, 1998). Selain mengganggu kinerja,
tukak lambungjuga dapat mengakibatkan kematian (Lachman, 1972).
Terapi medis
yang selama ini dilakukan kepada pasien tukak lambung kronis yang sering
mengalami kekambuhan tidak menguntungkan secara ekonomi. Selain itu efek
samping penggunaan obat dalam jangka panjang dapat merusak organ tubuh, hal ini
juga merupakan permasalahan kesehatan yang menyertainya. Penyakit tukak lambung
atau ulkus lambung atau tukak dalam istilah kedokteran disebut dyspepsia
merupakan luka pada lambung berupa peradangan atauiritasi mukosa lambung atau
infiltrasi dinding lambung (Crow & Crow, 1963).
Beberapa faktor yang
menyebabkan penyakit tukak lambung:
- Faktor Konstitusi atau pembawaan, yaitu suatu gen yang diturunkan secara autosomal
- Faktor Lingkungan, Yaitu rangsangan dan kehilangan sel epitel secara terus-menerus oleh zat-zat tajam seperti alkohol, rokok, obat-obatan tertentu yang diminum secara terus-menerus dan makanan yang mengiritasi mukosa lambung. Selain itu dapat juga disebabkan oleh serangan pada mukosa lambung karena sekresi asam hidroklorida yang berlebihan
- Faktor Bakteri, yaitu bakteri berbentuk spiral dan tahan hidup di lambung manusia (Helicobacter pylori),
- Faktor efek samping obat, Pemakaian obat-obatan tertentu dalam jangka panjang beresiko mengakibatkan penyakit tukak lambung karena obat-obat tersebut mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan mukosa pelindung lambung menjadi tipis sehingga lebih mudah terluka, dan
- Faktor Sosial, yaitu situasi yang penuh stres psikologis. Suatu pengamatan terhadap seorang pasien yang menderitafistula pada lambungnya sehingga perubahan-perubahan pada lambung dapat diamati, ternyata mengalami peningkatan produksi asam lambung saat dihadapkan pada situasi yang menegangkan yang menimbulkan perasaan cemas.
Timbulnya penyakit tukak lambung
dipicu oleh stres yang berkepanjangan. Menurut Syamsecara umum 80 persen
penyakit tukak lambung termasuk jenis fungsional, yaitu tidak diakibatkan
kelainan pada saluran pencernaan melainkan disebabkan oleh stres, kurang tidur,
dan beban pekerjaan. Duapuluh persen sisanya termasuk organik, yaitu ada
kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada lambung atau kerongkongan.
Pengobatan
yang biasa dilakukan pada tukak lambung adalah pemberian antasid dan
obat-obatan yang menghambat sekresi asam lambung. Terapi lain berupa diet
menggunakaan makanan lunak seperti susu, keju yang lunak, dan daging halus.
Atau intervensi psikologis yaitu relaksasi karena penyebab sebenarnya dari
penyakit tukak lambung yang merupakan gangguan psikosomatis yaitu stres.
DAPUS
Tjokronegoro, A. (1999). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Jakarta: Penerbit FKUI.
Sutrisno, EL. (1998). Efektivitas
relaksasi untuk mengurangi keluhan fisik gastritis dan ulkus peptikum kronis
(Effectiveness of relaxation for reduce the sigh of gastritis and chronic
Anima,XIII(50), 174 – 185.
Lachman, S.J. (1972).
Psychosomatic disorder: A behavioristic interpretation. Approach to behavioral
pathology series. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Azwar, S. (1996). Tes prestasi.
fungsi dan pengembangan pengukuran prestasi belajar. (2nd ed.). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Komentar
Posting Komentar