Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

RASIALISME DI LINGKUNGAN MAHASISWA

 Azra, Azyumardi. 2003. “„Bali and Southeast Asian Islam: debunking the myths‟”. In After Bali: The  Threat of Terrorism in Southeast Asia, Edited by: Ramakrishna, Kumar and Tan, Seng. 39–57.  Singapore: World Scientific and Institute of Defence and Strategic Studies. Asrori, Ahmad.2015. “Radikalisme di Indonesia: Antara Historisitas dan Antropisitas”. Jurnal Kalam  IAIN Intan Lampung Volume 9 No.2. 2015, 254- 259. https://doi.org/10.24042/klm.v9i2.331 Aspihanto, Aan dan Muin, F.2017. “Sinergi Terhadap Pencegahan Terorisme”. Prosiding Seminar  Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, Volume 3 no. 1, 2017, 73-90 Moloeng, Lexy. 2012. “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono.2010. “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D” . Alfabeta: Bandung

Mental Health

Gambar
  Sehat sering kali dipersepsikan dari segi fisik saja. Padahal sehat juga berarti tentang kesehatan jiwa. Sayangnya, persoalan kesehatan jiwa masih dianggap kalah penting dibandingkan kesehatan fisik. Padahal saat ini sudah ada asuransi kesehatan yang menawarkan perlindungan terkait kesehatan mental. WHO menyebutkan, anak muda alias generasi milenial saat ini lebih rentan terkena gangguan mental. Terlebih masa muda merupakan waktu di mana banyak perubahan dan penyesuaian terjadi baik secara psikologis, emosional, maupun finansial.  Selain perubahan hidup, teknologi juga turut berkontribusi terhadap kesehatan mental generasi muda. Salah satunya adalah penggunaan media sosial. Media sosial seakan menciptakan gaya hidup ideal yang sebenarnya tidak seindah kenyataan. Hal inilah yang menciptakan tekanan dan beban pikiran pada generasi muda.  Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikma