Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan HIV/AIDS dengan perilaku berisiko HIV/AIDS


 


(pict source : www.thisdaylive.com)


Pengetahuan tentang HIV/AIDS ditemukan tinggi, namun masih ada kesalahpahaman tentang HIV/AIDS pada seseorang sehingga masih diperlukan edukasi untuk memperbaiki hal tersebut serta semakin rendah usia seseorang yang berada pada tingkat sekolah dasar cenderung memiliki pengetahuan yang benar tentang hubungan antara HIV/ AIDS dan tentang penularan HIV dan pencegahan daripada mereka yang berusia lebih tua.

Seseorang yang memiliki pengetahuan baik mengenai HIV/AIDS cenderung memiliki perilaku berisiko yang rendah, demikian sebaliknya jika seseorang yang memiliki pengetahuan yang kurang dan sedang cenderung memiliki perilaku berisiko yang tinggi. 

Dimulai dari sikap seseorang terhadap pencegahan HIV/AIDS yang sebenarnya harus ditanamkan mulai dini, diantara contohnya yaitu :

·         Seseorang akan berperilaku sehat agar terhindar dari penularan HIV
·         Seseorang tidak berhubungan seksual sebelum menikah
·         Tidak melakukan oral seks ataupun anal seks
·         Tidak membuat tato dengan peralatan yang tidak steril
·         Tidak bergantian dalam menggunakan pisau cukur
·         Tidak bergantian dalam penggunaan jarum suntik
·         Memeriksakan kesehatan ketika mengalami keluhan kesehatan
·         Melakukan tes HIV ketika mereka merasa berisiko
·         Informasi HIV sangat dibutuhkan oleh masyarakat
·         Menghindari perilaku yang tidak sehat
·         Tidak  bergontaganti pasangan seksual
 




(pict source : pengobatanherbal.id)

Dari perubahan sikap yang positif dapat mengubah perilaku seseorang dari perilaku berisiko menjadi kurang berisiko terhadap penularan HIV/AIDS sehingga memerlukan bantuan perubahan emosional dan pengetahuan dalam suatu proses yang mendorong nurani dan logika. Perilaku berisiko HIV/AIDS di dapatkan sikap seseorang itu terhadap pencegahan HIV/AIDS yang sudah dijelasakan sebelumnya. Dengan sikap pencegahan terhadap HIV/AIDS sangat berhubungan dengan tingkat pengetahuan pengetahuan seseorang. Jadi sesuai dengan terbentuknya perilaku yang baik kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang di miliki oleh seseorang.

Pengetahuan merupakan salah satu domain yang sangat penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng (long lasting) daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Demikian sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan berlangsung lama.

Salah satu unsur yang diperlukan agar dapat berbuat sesuatu adalah mempunyai pengetahuan dan jika seseorang menghendaki sesuatu dapat dikerjakan terus menerus maka diperlukan pengetahuan yang positif tentang apa yang dikerjakan, dengan kata lain tindakan yang dilandasi pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan tindakan yang tanpa dilandasi pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi.

Sikap (attitude) merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosiopsikologis, karena merupakan kecenderungan untuk bertindak dan berpersepsi. Sikap masih merupakan reaksi yang tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dapat berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan di sekitar individu yang bersangkutan pada saat dan tempat yang berbeda. Sikap dinyatakan dalam tiga domain ABC, yaitu affect, bahavior, dan cognition. Affect merupakan perasaan yang timbul (senang, tidak senang) behavior adalah perilaku yang mengikuti perasaan itu (mendekat, menghindar) dan cognition adalah penilaian terhadap objek sikap (bagus, tidak bagus).

Seseorang yang paham HIV/AIDS diharapkan untuk dapat mencegah terulangnya perilaku kurang baik dengan mengubah sikap penderita  melalui konseling ataupun dengan sosialisasi. Pendekatan yang dilakukan ini bisa dimulai  dari diri sendiri untuk menjauhi serta tidak berperilaku beresiko HIV/AIDS.


Daftar Pustaka
-          Nandasari, F. dan Hendrati,L.Y. 2015. Identifikasi Perilaku Seksual dan Kejadian HIV (Human Immunodeficiency Virus) pada Sopir Angkutan Umum di Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Berkala Epidemiologi. Surabaya : Universitas Airlangga.
-          Nuzzilah, N.A. dan Sukendra, D.M.,. 2017. Analisis Pengetahuan dan Sikap Narapidana Terhadap Perilaku Beresiko Penularan HIV/AIDS. Jurnal of Health Education. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Writer :
       Ayu Zahrah S.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRISTAL ADA DI URINE, KOK BISA?