PERAN KELUARGA, MASYARAKAT DAN MEDIA SEBAGAI SUMBER INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI PADA MAHASISWA

   

  Remaja merupakan salah satu fase dalam siklus kehidupan manusia. Banyaknya permasalahan yang dialami oleh remaja seperti perilaku penggunaan obat-obatan terlarang, minum minuman keras hingga kasus tawuran menjadikan remaja menjadi sorotan bagi pemerintah dan masyarakat.Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.Dalam hal kesehatan, permasalahan juga banyak ditemukan pada masa remaja.Permasalahan kesehatan remaja yang sering ditemui seperti seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah dan kehamilan yang tidak dikehendaki.
    Menurut Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia tahun 2007, sebesar 1,3% perempuan mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah dan 6,4 % remaja laki-laki pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Menurut Dien (2007), berbagai faktor seperti jenis kelamin, usia pubertas, pengetahuan, pola asuh orang tua, jumlah pacar, lama pertemuan dengan pacar dan paparan media elektronik dan cetak berhubungan dengan perilaku seksual remaja.
        Penelitian lain menunjukan bahwa pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan, status ekonomi rumah tangga, akses terhadap informasi, komunikasi dengan orang tua, dan keberadaan teman memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku berisiko seperti merokok, minum alkohol, melakukan hubungan seksual pra nikah dan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Indonesia .Dalam era globalisasi, penyebaran informasi dilakukan dengan cepat dan mudah.Perkembangan teknologi menjadi hal yang melatarbelakangi kondisi tersebut. Di zaman dahulu, informasi hanya bisa didapatkan jika kita bertemu dengan orang yang akan memberikan informasi. Dewasa ini, informasi sangat mudah didapatkan melalui internet, televisi dan radio. Cepatnya penyebaran informasi menjadi peluang masyarakat untuk dapat meningkatkan pengetahuan. Namun tidak hanya peluang, penyebaran informasi yang cepat juga dapat menjadi tantangan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang tepat.Tidak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja melakukan eksplorasi sendiri, baik melalui media cetak, elektronik, maupun pertemanan yang besar kemungkinan justru salah.


       Keluarga dan masyarakat telah memberikan peran dalam penyebaran informasi mengenai kesehatan reproduksi.  Mayoritas responden, yaitu sebesar 83,8 persen, bertanya dan membicarakan kesehatan reproduksi kepada temannya dibandingkan dengan sumber informasi lain.Sementara itu, organisasi kemasyarakatan telah melakukan penyebaran informasi mengenai kesehatan reproduksi melalui pertemuan masyarakat dan organisasi yang dibentuk. 
          Pertemuan yang membahas mengenai kesehatan reproduksi telah dilakukan oleh karang taruna, pemuka agama, LSM, pemerintah, dan bina kesehatan remaja. Namun hanya 40,4 persen responden yang telah menghadiri pertemuan tersebut. Sedangkan wadah yang diketahui responden untuk fasilitasi kesehatan reproduksi antara lain LSM, Puskesmas, dokter spesialis reproduksi, PKBI centera mitra muda, Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Pusat Kesehatan Reproduksi Remaja, Puskesmas, Rumah Keluarga Indonesia, dan  seminar kesehatan.
      Mahasiswa juga mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dari media cetak maupun elektronik. Informasi yang disediakan oleh media antara lain mengenai penundaan usia kawin, HIV-AIDS, infeksi menular seksual, iklan kondom, narkoba, minuman keras, dan mencegah kehamilan. Penyebaran informasi melalui media masih tergolong rendah, hal tersebut tergambar dari rendahnya jumlah mahasiswa yang mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dari media.


Sumber gambar : 
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/iwan02/mengenal-dan-mengetahui-solusi-dari-kesehatan-reproduksi-dan-permasalahan-mental-remaja-indonesia-saat-ini_5795c6f7d99373270b906358

Daftar Pustaka :

Soetjiningsih. Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. 2004. Jakarta: 
Sagung Seto.Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey. 2007. 
Nursal, Dien G.A. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negeri di Kota Padang Tahun 2007.  Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2008
Lestary, Heny dan Sugiharti. Perilaku Berisiko Remaja di Indonesia menurut Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) Tahun 2007. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 2011; 1 Anas, Siti Hikmah. Sketsa Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Studi Gender danAnak Yin Yang. 2010. Suryoptro, Antono, Nicholas J. Ford, Zahroh  Shaluliyah. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja di Jawa Tengah: Implikasinya terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi. Makara, 2006; 29-30 Puspitaningrum, Dewi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perawatan Organ Genitalia Eksternal pada Anak Usia 10-11 Tahun yang MengalamiMenarche Dini Di Sekolah Dasar Kota Semarang. Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM UNIMUS. 2012 Nora, Ariza Cilvia, dan Erlina Listyanti Widuri. Komunikasi Ibu dan Anak dengan Depresi pada Remaja. Humanitas, 2011; 8  


Writer : P. Sukma

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KRISTAL ADA DI URINE, KOK BISA?