MENGENAL APA ITU CAMPAK
MENGENAL APA ITU CAMPAK
Penyakit Campak ialah jenis penyakit demam dan ruam kemerahan yang dapat
menyebabkan komplikasi serius. Campak, Measles atau Rebeola merupakan suatu penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Morbillivirus dan termasuk golongan paramyxovirus. Paramyxovirus adalah virus RNA berselubung, untai tunggal, dan bersense negatif yang bereplikasi di dalam sitoplasma. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini terus menghasilkan angka kematian dan morbiditas yang tinggi di seluruh dunia. Famili Paramyxoviridae terdiri dari dua subfamili yang relevan bagi manusia: Pneumovirinae dan Paramyxovirinae. Subfamili Pneumovirinae menghasilkan genus Pneumovirus (virus sinsitial pernapasan). Subfamili Paramyxovirinae menghasilkan genus Morbillivirus (virus campak/rubeola), genus Respirovirus (virus para-influenza 1 dan 3), dan genus Rubulavirus (virus gondongan dan virus para-influenza 2 dan 4) (Kondamudi NP, et al., 2024).
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk dalam golongan Paramyxovirus, subfamily orthoparamyxovirinae, genus Morbilivirus. Virus ini mengandung RNA pleomorfilik yang berukuran 120 nm sampai 300nm. Virus ini dibungkus dengan selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein , kedua lapisan virus tersebut sangat berperan dalam perjalanan penyakit. Terdapat enam struktur protein utama pada virus campak. Protein H (Hemagglutinin) berfungsi untuk melekatkan virus ke sel penderita. Protein F (Fusion) berfungsi meningkatkan penyebaran virus antar sel. Protein M (Matrix) merupakan lapisan pelindung virus yang berperan dalam penyatuan virus. Pada bagian dalam virus terdapat protein L (large) dan protein P (polymerase phosphoprotein) yang berfungsi untuk mengaktifkan polimerase RNA virus, serta protein NP yang berperan sebagai nucleocapsid. (Bamford DH, et al., 2021).
Penyebaran penyakit campak melalui udara dengan perantara droplet dari mulut, hidung, dan tenggorokan orang yang terinfeksi. Penyakit campak sangat infeksius, campak dapat menular sejak awal masa prodormal sampai 4 hari setelah adanya ruam. Penderita dengan penyakit subklinis juga infeksius. Pada anak- anak biasa ditemukan gejala utama yang ringan sedangkan pada anak yang lebih tua dan dewasa gejala yang timbul dapat lebih berat. Campak berat mungkin terjadi pada anak-anak yang menderita gizi kurang, terutama pada anak yang kekurangan vitamin A, atau anak dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah akibat penyakit lain (Hardhana B, et al., 2021).
Virus campak dapat menular antar manusia dari droplet, virus ini mengalami masa inkubasi selama 10-14 hari. Infeksi primer akan menyerang sistem pernafasan atas dan selanjutnya akan menyerang sel limfoit. Terdapat hipotesis lain yang menyatakan bahwa target sebenarnya dari virus campak adalah sel limfosit sehingga virus ini dapat bereplikasi.
Masa inkubasi campak adalah 10 hari (berkisar 8-12 hari), Campak dengan gejala yang khas, memiliki tiga stadium gejala klinis yang muncul sesuai stadium perjalanan penyakit, yaitu: stadium prodromal, erupsi dan penyembuhan. Stadium prodormal: Berlangsung 2-4 hari, dapat ditemukan adanya demam diikuti batuk, pilek, faring hiperemis, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik terdapat bercak koplik yaitu timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga. Stadium erupsi: adanyanya bercak makulopapular yang dapat timbul pada hari ke 5-6. Ruam mulai muncul dari batas rambut belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher dan ektremitas. Stadium Penyembuhan: Setelah 3 hari ruam muncul maka ruam akan berkurang sesuai dengan urutan munculnya. Ruam kulit akan mulai kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu (Hay, WW, et al., 2020).
Campak termodifikasi, biasanya muncul pada pasien yang telah memiliki kekebalan tubuh parsial terhadap campak. Pada penderita ini masa prodormal akan lebih pendek, demam, batuk dan pilek yang ringan dan koplik spot sedikit dan sementara. Penyebaran ruam mengikuti distribusi campak pada umumnya akan tetapi tampak pinggiran yang menyatu. Campak yang termodifikasi dapat terjadi karena beberapa hal, seperti pada anak usia dibawah sembilan bulan yang memperoleh antibodi dari ibunya, orang yang telah mendapatkan vaksin campak aktif, atau orang yang mengalami infeksi ulang campak (Hay, WW, et al., 2020).
Penyakit campak juga dapat menyebabkan komplikasi jika tidak segera ditangani, khususnya untuk anak yang memiliki status gizi buruk. Komplikasi penyakit yang bisa ditimbulkan saat terkena campak ialah diare berat, peradangan paru-paru, pneumonia, peradangan pada otak, infeksi selaput mata yang jika parah bisa menyebabkan kebutaan. Campak menjadi salah satu penyebab primer kematian pada anak. Kejadian campak sebagian besar terjadi kepada anak-anak yang berusia prasekolah dan di usia sekolah dasar. Campak lebih sering terjadi pada usia 5 hingga 9 tahun (Widiarta et al., 2023).
Dalam pencegahan penyakit campak dilakukan upaya dalam bentuk vaksinasi campak. Vaksinasi campak dapat dilakukan dengan imunisasi MR (Measles Rubella) yaitu imunisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari penyakit rubella dan campak, selain itu juga dapat dilakukan dengan imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) yaitu imunisasi yang bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh dari penyakit rubella, gondongan dan campak. Kegiatan imunisasi campak di Indonesia biasa dilaksanakan oleh pemerintah melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Pelaksanaannya dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama adalah pelaksanaan imunisasi untuk semua provinsi di luar Pulau Jawa dan Bali. Tahap pertama ini biasa dilaksanakan setiap bulan Mei. Kemudian, tahap kedua adalah pelaksanaan imunisasi untuk provinsi di dalam Pulau Jawa dan Bali. Tahap kedua ini biasa dilaksanakan setiap bulan Agustus (Kemenkes RI, 2023).
Pemberian antivirus tidak efektif untuk mengobati campak, sehingga penderita tanpa komplikasi maka dilakukan pengobatan simtomatis dan suportif. Terapi suportif terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrusi dan vitamin A. Terapi simtomatis seperti perawatan mata, obat batuk (hindari penggunaan supresant opioid pada anak), pemberian antipiretik, serta pemberian antibiotik jika terdapat infeksi sekunder (pemberikan antibiotik profilaksis tidak disarankan). Pemberian antibiotik dapat diberikan apabila ditemukan gejela klinis infeksi bakteri seperti pneumonia, otitis media, infeksi kulit, infeksi mata dan dan ulkul pada mulut. Pada anak-anak yang mengalami gejala berat dengan imunokompromised dapat diberikan Ribavirin (Kliegman RM, et al.,2020).
Pemberian vitamin A pada anak yang mengalami campak diberikan sekali sehari selama 2 hari. Pada pasien anak usia 6 bulan sampai 2 tahun dapat diberikan satu dosis vitamin A (100,000 IU untuk anak dibawah 6 bulan sampai 1 tahun, dan 200.000 IU untuk anak lebih dari 12 bulan). Anak-anak yang memiliki gejala oftalmik devisiensi vitamin A harus diberikan dosis selanjutnya pada 2 sampai 4 minggu setelahnya. Pemberian vitamin A menurunkan 39% angka mortalitas pada anak (Kliegman RM, et al.,2020).
Dapus
Hay, WW, et al.(Eds). 2020. Currernt Pediatric Diagnosis and Treatment 25th ed. McGraw-Hill: Lange Medical Book. p. 1214-1215).
(Kondamudi NP, Waymack JR. StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; Treasure Island (FL): 12 Agustus 2023. Campak.).
Bamford DH, et al (Eds). 2021. Encyclopedia of Virology. Hong Kong: Elsevier Academic Press. P619-628.
Hardhana B, Sibuea, F, Widiantini W (Eds). 2021. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. p120, p174-8.
Hay, WW, et al.(Eds). 2020. Currernt Pediatric Diagnosis and Treatment 25th ed. McGraw-Hill: Lange Medical Book. p. 1214-1215
Kemenkes RI. (2023, January 20). Waspada, Campak jadi Komplikasi Sebabkan Penyakit Berat. https://sehatnegeriku.kemkes.go.i d/baca/rilismedia/20230120/1642247/waspa da-campak-jadi-komplikasisebabkan-penyakit-berat/
Kliegman RM, et al. Nelson Textbook of Pediatrics Vol 1 21st Edition. 2020. Philadelphia: Elsevier. p1542-1547
Komentar
Posting Komentar